Semiloka IX: PENGUATAN AUDIT UNIVERSE MANAJEMEN RISIKO DI PERGURUAN TINGGI

Acara: Semiloka IX: Penguatan Audit Universe Manajemen Risiki di Perguruan Tinggi

Waktu : Rabu sd Jumat, 5 sd 7 Juni 2024

Tempat: Surabaya

Narasumber:

1. Kepala SPI UPN "Veteran" Yogyakarta

2. Kepala SPI UPN "Veteran" Jakarta

3. Kepala SPI UPN "Veteran" Jawa Timur

4. Kepala SPI Universitas Terbuka

5. Ibu Ridha (SPI UPN "Veteran" Jawa Timur)

 

Kegiatan Semiloka IX ini dilaksanakan: Luring dan Daring. Dari UPNVY diikuti 3 personil (Kepala SPI, Sekretaris SPI, dan anggota SPI Sub BMN) mengikuti secara luring, serta 2 personil SPI lain secara Daring (Ghyta Astika Rahmanda & Yuni Siswanti).

Kegiatan hari pertama:  ada 3 sesi (08.30 sd 21.00 Wib)

Kegiatan hari kedua: ada 3 sesi (08.30 sd 21.00 Wib)

Kegiatan hari ketiga: 08.30 sd 13.00 Wib

 

Hari kedua acara SEMILOKA IX yang diselenggarakan oleh SPI UPNVJT kembali menghadirkan diskusi mendalam, kali ini tentang penyajian laporan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) dan audit laporan keuangan perguruan tinggi. Acara ini berfokus pada tanggung jawab penyusunan laporan keuangan, pentingnya audit, serta langkah-langkah peningkatan mutu melalui hasil audit. Pembicara utama pada hari kedua adalah Halim Perdana, Ph.D yang merupakan Praktisi Kantor Akuntan Publik DBSD & A sekaligus akademisi dari Universitas Terbuka.

Tanggung Jawab dan Pentingnya Sistem Informasi Akuntansi

Pembicara utama menekankan bahwa tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLU berada pada pimpinan BLU. Defisit atau surplus yang dialami oleh BLU sangat bergantung pada kemauan dan komitmen pimpinan. Dalam penyajian laporan keuangan, terdapat enam laporan keuangan utama dan satu catatan atas laporan keuangan. Namun, keandalan laporan keuangan ini sangat bergantung pada sistem informasi akuntansi yang mendasarinya. Sistem informasi yang kuat dan akurat menjadi dasar yang penting untuk memastikan laporan keuangan dapat dipercaya.

Basis Akrual vs. Basis Kas

Diskusi juga mengangkat perbedaan mindset antara akuntansi berbasis akrual dan kecenderungan bagian keuangan yang sering menggunakan basis kas. Akuntansi berbasis akrual memungkinkan pengakuan pendapatan dan beban pada saat terjadi, tidak hanya saat kas diterima atau dibayarkan. Ini memberikan gambaran yang lebih realistis tentang posisi keuangan BLU, sementara basis kas cenderung lebih sederhana namun kurang menggambarkan keseluruhan situasi keuangan.

Pentingnya Audit dalam SPMI

Audit merupakan proses evaluasi penting dalam Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan audit laporan keuangan. Proses audit membantu mengumpulkan data, melakukan analisis, dan mendukung pengambilan keputusan. Hasil dari audit ini kemudian digunakan untuk tahapan pengendalian dan peningkatan mutu.

Kategori Hasil Audit

Hasil audit yang telah direkapitulasi terbagi menjadi tiga kategori utama, yang masing-masing memiliki implikasi dan langkah tindak lanjut yang berbeda:

  1. Mayor: Ketidaksesuaian mayor adalah ketidaksesuaian yang memiliki potensi untuk menghasilkan dampak serius terhadap pencapaian sistem. Misalnya adalah ketiadaan Standar Operasional Prosedur (SOP), Surat Keputusan (SK), atau Buku Pedoman yang esensial untuk operasional yang efektif. Ketidaksesuaian mayor dapat mengganggu proses operasional dan pencapaian tujuan strategis perguruan tinggi. Hal ini membutuhkan perhatian segera dan tindakan korektif yang cepat dari manajemen tertinggi. Permasalahan ini dapat ditindaklanjuti dengan pembentukan tim khusus untuk memperbaiki SOP, SK, atau buku pedoman yang hilang atau tidak ada
  2. Minor: Ketidaksesuaian minor adalah ketidaksesuaian yang tidak memiliki dampak serius terhadap sistem, namun tetap memerlukan perbaikan untuk memastikan kelancaran operasional. Misalnya adalah Ketidaklengkapan atau ketidaksesuaian dokumen dalam laporan keuangan, seperti data pendukung yang kurang lengkap. Ketidaksesuaian minor tidak mengganggu secara signifikan tetapi bisa menghambat efisiensi dan efektivitas operasional. Mengabaikan ketidaksesuaian minor dalam jangka panjang bisa menumpuk dan berpotensi menjadi masalah mayor. Permasalahan ini dapat ditindaklanjuti dengan peningkatan detail dan kelengkapan dokumen, pelatihan staf untuk pemahaman yang lebih baik tentang persyaratan dokumen.
  3. Observasi: Observasi adalah saran atau rekomendasi yang diberikan auditor dengan tujuan untuk peningkatan kualitas sistem atau proses yang sudah ada. Misalnya adalah rekomendasi untuk mengadopsi teknologi baru atau praktik terbaik (Best Practice) yang dapat meningkatkan efisiensi operasional. Menerapkan rekomendasi ini dapat membawa peningkatan signifikan pada kualitas dan kinerja.

Tindak Lanjut dan Rekomendasi

Setelah hasil audit direkapitulasi, maka diperlukan analisis dan evaluasi sebelum menuliskan rekomendasi untuk pimpinan universitas. Rencana tindakan perbaikan harus dibuat untuk memastikan bahwa semua ketidaksesuaian dan saran yang diberikan dapat diatasi dengan tepat. SPI juga berperan aktif dalam mendampingi implementasi rekomendasi tersebut, memastikan bahwa perguruan tinggi dapat menerapkan audit berbasis manajemen risiko secara efektif.

Mengarahkan Masa Depan dengan Transparansi dan Akuntabilitas

Dengan sistem informasi akuntansi yang kuat, pemahaman yang mendalam tentang basis akrual, serta proses audit yang menyeluruh dan analitis, perguruan tinggi dapat memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan tidak hanya akurat, tetapi juga mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Tindak lanjut yang tegas atas hasil audit juga menjadi kunci untuk peningkatan mutu berkelanjutan di lingkungan perguruan tinggi. Dengan demikian, Perguruan Tinggi menunjukkan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas manajemen keuangan dan audit di lingkungan perguruan tinggi, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan tinggi yang lebih baik di masa depan.